Buku ini berisi penjelasan singkat tentang standar, mengapa dalam kehidupan kita memerlukan standar, jenis-jenis standar dari standar internasional, standar nasional, standar regional, standar asosiasi. Beberapa contoh standar dijelaskan secara singkat seperti ISO (International Organisation for Standardisation), CAC (Codex Alimentarius Commission), EN (European Norms), ASEAN Harmonized Electrical and Electronic Equipment Regulatory Regime (AHEEER), SNI (Standar Nasional Indonesia), BS (British Standards), dan JIS (Japanese Industrial Standards). Buku ini juga berisi penjelasan tentang standar asosiasi seperti ASTM (American Society for Testing and Materials), AOAC (Association of Official Agricultural Chemists). Sedangkan Sertifikasi bagi penerap standar juga dijelaskan dengan cukup singkat tetapi jelas. Contoh-contoh diberikan penerap standar apa yang perlu disertifikasi dan penerap standar apa yang tidak perlu. Pada bagian akhir dicontohkan penerap ISO 9001 dan bagaimana proses sertifikasinya dengan harapan penjelasan dan contoh-contoh tersebut dapat memberi wawasan kepada para pustakawan tentang standar dan sertifikasinya.
Blog ini berisi artikel-artikel lama saya yang pernah muncul di Rahman's Blog yang beralamat rahman.staff.ipb.ac.id yang karena satu dan lain hal menghilang dari alamat URL yang lama. Saya mencoba mengunggahnya kembali. Oleh karena itu tanggal unggahan artikel tidak mencerminkan tanggal artikel tersebut ditulis. Selamat membaca.
Sabtu, 29 Maret 2025
Pustakawan Mengenal Standar
Sabtu, 08 Maret 2025
Mengukur Kinerja Perpustakaan
Di Indonesia dan di beberapa negara lain perpustakaan tidak dianggap sebagai lembaga yang cukup penting. Oleh karena itu ketika perpustakaan diminta melaporkan kegiatannya oleh pimpinan, tidak banyak yang diminta oleh pimpinan. Pengalaman saya ketika memimpin perpustakaan di perguruan tinggi yang cukup terkemuka, pimpinan saya hanya meminta tiga hal yang harus dilaporkan yaitu berapa jumlah pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan, berapa buku yang dipinjam selama satu tahun dan berapa peminjam buku tersebut selama satu tahun. Apa artinya? Artinya perpustakaan hanya dianggap lembaga yang bertugas meminjamkan buku saja. Lain tidak. Pertanyaannya, betulkah pekerjaan perpustakaan itu hanya meminjamkan buku yang menjadi koleksinya saja? Kalau memang begitu, tidaklah salah kalau pimpinan beranggapan bahwa jumlah pustakawan atau staf pegawai di suatu perpustakaan sering dianggap terlalu banyak yaitu dengan perbandingan satu pustakawan melayani kira-kira 1000 orang pemustaka (potensial).
Berdasarkan pengalaman itu saya mencoba
mencari apa sebenarnya yang dijadikan indikator kinerja sebuah perpustakaan.
Pada tahun 1984 saya mendapat penugasan ke Amerika Serikat, tepatnya di Kurd W.
Wend Library yang merupakan sebuah perpustakaan di Faculty of Engineering,
University of Winconsin, Madison. Selama lebih dari tiga bulan saya magang di
perpustakaan tersebut. Sambil magang saya mencari referensi kinerja apa yang
biasa diukur oleh perpustakaan di Amerika. Saya menemukan sebuah buku sederhana
yang dicetak lokal. Sepertinya dokumen itu semacam “grey literature” dan berisi
informasi yang selama ini saya cari. Dokumen ini segera saya fotokopi dan saya
bawa pulang ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia saya mencoba
menerjemahkannya dan menguji cobakan isinya di perpustakaan saya (saat itu saya
belum menjadi kepala perpustakaan). Setelah saya yakin bahwa isinya ini sangat
berguna, saya rapikan dokumen terjemahan tersebut dan saya usulkan untuk
diterbitkan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI). Berkat
bantuan British Council dan Perpustakaan Nasional pada tahun 2000 buku yang
diberi judul “Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi” ini kemudian
terbit dan beredar di lingkungan universitas. Buku yang sangat tipis ini hanya
berisi 10 indikator kinerja yang diukur. Sayang, hanya sedikit perpustakaan
yang mau dan mampu menerapkannya.
Sesudah tahun 2000an saya berkenalan
dengan ISO 11620. Saat itu masih beredar versi 1998. Isinya tidak banyak
berbeda dengan buku kecil keluaran FPPTI tersebut, hanya saja indikator yang
diukurnya lebih banyak yaitu sebanyak 29 indikator. Sayang, versi 1998 ini
belum sempat saya bedah sudah terbit versi 2008 yang mengukur kira-kira 45
indikator. Saya sedang menulis versi ini dan menjelang selesai, tiba-tiba
terbit versi 2014 yang mengukur lebih banyak lagi indikator kinerja
perpustakaan Versi 2014 ini mengukur sebanyak 52 indikator kinerja. Saya tidak
sempat menyelesaikan buku pengukuran indikator kinerja berbasis ISO 11620 versi
2014. Tiba-tiba tahun lalu terbit versi 2023 yang segera diadopsi menjadi SNI.
Saya agak terbirit-birit menyelesaikan buku ini karena takut muncul versi yang
terbaru lagi. Saya mengubah strategi dalam menyelesaikan buku ini yaitu dengan
tidak menjelaskan semua indikator kinerja yang berjumlah 62 indikator tersebut,
namun saya memilihkan hanya 10 indikator yang paling mudah dan paling sering
diukur. Dengan demikian buku ini dapat segera saya selesaikan. Jika saya
memiliki waktu, sisa indikator yang belum dibahas tersebut, saya akan bahas di
buku versi edisi berikutnya saja.
Menulis buku mengenai pengukuran
indikator kinerja perpustakaan (library performance indicators) merupakan
obsesi saya sejak lama, yaitu sejak akhir 1980an ketika saya mulai
menerjemahkan dokumen pengukuran indikator kinerja yang saya bawa dari Amerika
Serikat. Namun baru kali ini saya mampu menyelesaikan penulisan tersebut
walaupun belum selengkap dokumen aslinya yaitu SNI ISO 11620: 2023. Jadi
apabila Anda ingin mengetahui lebih lengkap mengenai indikator kinerja
perpustakaan, Anda dapat membaca dokumen aslinya. Dokumen ini telah
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, tepatnya dokumen ini terbit dalam dua
bahasa.
Lihat promo buku ini di Link berikut: Mengukur Kinerja Perpustakaan
Anda dapat memesan buku lengkapnya. Hubungi Abdul Rahman Saleh via WA atau Messenger.
Harga buku elektonik (e-book) atau digital: Rp 50.000,-
Harga buku cetak (printed on Demand): Rp 125.000,- (untuk pemesan buku cetak harap membayar terlebih dahulu, karena saya harus membayar langsung digital printing)
TEKNIK MELAKUKAN KAJIAN BIBLIOMETRIK UNTUK PEMETAAN RISET
Salah satu kajian di bidang kepustakawanan yang cukup terkenal dan dikenal saat ini serta banyak dilakukan oleh baik pustakawan maupun oleh mahasiswa bidang perpustakaan, dan bahkan mahasiswa non perpustakaan adalah kajian bibliometrik. LISedunetwork (2018) mengutip definisi bibliometrik oleh The British Standards Institution adalah sebagai kajian penggunaan dokumen dan pola publikasi dengan menerapkan metode matematika dan statistika. Borchardt & Chin Roemer (2015) mendefinisikan bibliometrika sebagai berikut “as a set of quantitative methods used to measure, track, and analyze print-based scholarly literature” atau dalam bahasa Indonesia adalah seperangkat metode kuantitatif yang digunakan untuk mengukur, melacak, dan menganalisis literatur ilmiah berbasis cetak. Definisi lain disampaikan oleh Maryono & Junandi, S (2012) seperti berikut: bibliometrika adalah suatu bidang ilmu yang menggunakan teknik matematika dan statistika dari penghitungan sederhana sampai kalkulus, untuk mempelajari publikasi dan pola komunikasi dalam distribusi informasi. Beberapa pakar mengajukan definisi seperti berikut:“the quantitative study of literature and a measurable method used to identify the developmental trends within a certain field to obtain quantifiable, reproducible, and objective data” (Guo et al., 2020; Rahayu & Sungkawa, 2021). Selanjutnya Reitz (2004) mendefinisikan bibliometrik tersebut seperti “the use of mathematical and statistical method to study and identify pattern and the usage of materials and services within a library or to analyze the historical development and a specific body of literature, especially its authorship, publication and use”. Bibliometrik merupakan pemanfaatan matematika dan statistika dalam mempelajari dan melihat pola dan penggunaan bahan perpustakaan dan layanan perpustakaan atau untuk melakukan analisis perkembangan sejarah dan kumpulan literatur, terutama kepengarangan, terbitan, serta pemanfaatannya. Bibliometrik banyak digunakan untuk melakukan evaluasi kegiatan penelitian (Andres, 2009; Gingras, 2016; Rehn et al., 2014). Bibliometrik adalah analisis kuantitatif publikasi yaitu dengan mengekstrak data dari publikasi dan menganalisis data tersebut untuk menjawab pertanyaan tentang penelitian yang diwakili oleh publikasi tersebut (Belter, 2015). Hal ini karena diasumsikan bahwa setiap hasil penelitian biasanya dituliskan dalam bentuk karya tulis ilmiah dan dipublikasikan di jurnal ilmiah yang beredar secara internasional sehingga setiap ilmuwan bisa mengakses dan membacanya (Rehn et al., 2014). Jadi evaluasi tersebut berfokus kepada publikasi sebagaimana penjelasan Ball: “Bibliometrics, on the other hand, focuses exclusively on measuring publication. Thus far, however, the term publication has been relatively ambiguous: It includes book chapters, journal articles and papers in conference volumes” (Ball, 2017).
Tujuan bibliometrik adalah untuk menjelaskan proses komunikasi dalam
bentuk tertulis yang terpublikasi (terbitan) dengan sifat dan arah pengembangan
perangkat deskriptif penghitungan serta analisis berbagai faset komunikasi (Basuki,
2016; Prasetyo, 2021). Dua
tujuan utama analisis bibliografi adalah untuk menggambarkan (1) kinerja
penelitian yaitu untuk menilai kinerja penelitian serta publikasi individu dan
atau institusi dan (2) pemetaan science (science mapping) untuk
mengungkapkan struktur dan motivasi dari suatu topik penelitian. Masing-masing
memiliki teknik tersendiri, misalnya untuk mengukur performa pencarian kita
menggunakan metrik tertentu (perhitungan kuantitatif) seperti sitasi total (total
citations), rata-rata sitasi (average citations), kolaborasi (collaboration
metrics), dll. Untuk analisis pemetaan ilmiah, salah satunya adalah kita
dapat menggunakan analisis sinonim untuk menemukan hubungan yang ada antara
satu topik dengan topik lainnya dalam suatu bidang tertentu. Dengan
bibliometrik kita dapat memetakan dan mengevaluasi literatur untuk mengetahui
potensi kesenjangan penelitian dan mengetahui batasan pengetahuan, biasanya
dilaksanakan melalui siklus berulang untuk menentukan kata pencarian yang
sesuai, mencari literatur, kemudian menyelesaikan analisisnya.
Anda dapat membaca contoh buku ini di di Link berikut: Buku bibliometrika
Anda juga dapat memesan teks lengkap versi elektronik (e-book) dengan harga: Rp.100.000,-
Sedangkan untuk versi cetak (print on demand) dengan harga: Rp. 200.000,-
Pemesanan dapat menghubungi Abdul Rahman Saleh via WA atau Messenger