Sabtu, 29 Maret 2025

Pustakawan Mengenal Standar

Buku ini berisi penjelasan singkat tentang standar, mengapa dalam kehidupan kita memerlukan standar, jenis-jenis standar dari standar internasional, standar nasional, standar regional, standar asosiasi. Beberapa contoh standar dijelaskan secara singkat seperti ISO (International Organisation for Standardisation), CAC (Codex Alimentarius Commission), EN (European Norms), ASEAN Harmonized Electrical and Electronic Equipment Regulatory Regime (AHEEER), SNI (Standar Nasional Indonesia), BS (British Standards), dan JIS (Japanese Industrial Standards). Buku ini juga berisi penjelasan tentang standar asosiasi seperti ASTM (American Society for Testing and Materials), AOAC (Association of Official Agricultural Chemists). Sedangkan Sertifikasi bagi penerap standar juga dijelaskan dengan cukup singkat tetapi jelas. Contoh-contoh diberikan penerap standar apa yang perlu disertifikasi dan penerap standar apa yang tidak perlu. Pada bagian akhir dicontohkan penerap ISO 9001 dan bagaimana proses sertifikasinya dengan harapan penjelasan dan contoh-contoh tersebut dapat memberi wawasan kepada para pustakawan tentang standar dan sertifikasinya.

  

Contoh buku dapat Anda baca di sini: Contoh buku: Pustakawan Mengenal Standar
Anda dapat memesan buku lengkapnya ke Abdul Rahman Saleh. Hubungi WA atau Messenger yang bersangkutan.
Harga buku elektronik (digital) dengan format PDF: RP 20.000,-
Harga buku cetak Print on demand): Rp 100.000,- 
Untuk yang memesan buku cetak mohon dibayar dimuka.


Sabtu, 08 Maret 2025

Mengukur Kinerja Perpustakaan

Di Indonesia dan di beberapa negara lain perpustakaan tidak dianggap sebagai lembaga yang cukup penting. Oleh karena itu ketika perpustakaan diminta melaporkan kegiatannya oleh pimpinan, tidak banyak yang diminta oleh pimpinan. Pengalaman saya ketika memimpin perpustakaan di perguruan tinggi yang cukup terkemuka, pimpinan saya hanya meminta tiga hal yang harus dilaporkan yaitu berapa jumlah pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan, berapa buku yang dipinjam selama satu tahun dan berapa peminjam buku tersebut selama satu tahun. Apa artinya? Artinya perpustakaan hanya dianggap lembaga yang bertugas meminjamkan buku saja. Lain tidak. Pertanyaannya, betulkah pekerjaan perpustakaan itu hanya meminjamkan buku yang menjadi koleksinya saja? Kalau memang begitu, tidaklah salah kalau pimpinan beranggapan bahwa jumlah pustakawan atau staf pegawai di suatu perpustakaan sering dianggap terlalu banyak yaitu dengan perbandingan satu pustakawan melayani kira-kira 1000 orang pemustaka (potensial).

Berdasarkan pengalaman itu saya mencoba mencari apa sebenarnya yang dijadikan indikator kinerja sebuah perpustakaan. Pada tahun 1984 saya mendapat penugasan ke Amerika Serikat, tepatnya di Kurd W. Wend Library yang merupakan sebuah perpustakaan di Faculty of Engineering, University of Winconsin, Madison. Selama lebih dari tiga bulan saya magang di perpustakaan tersebut. Sambil magang saya mencari referensi kinerja apa yang biasa diukur oleh perpustakaan di Amerika. Saya menemukan sebuah buku sederhana yang dicetak lokal. Sepertinya dokumen itu semacam “grey literature” dan berisi informasi yang selama ini saya cari. Dokumen ini segera saya fotokopi dan saya bawa pulang ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia saya mencoba menerjemahkannya dan menguji cobakan isinya di perpustakaan saya (saat itu saya belum menjadi kepala perpustakaan). Setelah saya yakin bahwa isinya ini sangat berguna, saya rapikan dokumen terjemahan tersebut dan saya usulkan untuk diterbitkan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI). Berkat bantuan British Council dan Perpustakaan Nasional pada tahun 2000 buku yang diberi judul “Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi” ini kemudian terbit dan beredar di lingkungan universitas. Buku yang sangat tipis ini hanya berisi 10 indikator kinerja yang diukur. Sayang, hanya sedikit perpustakaan yang mau dan mampu menerapkannya.

Sesudah tahun 2000an saya berkenalan dengan ISO 11620. Saat itu masih beredar versi 1998. Isinya tidak banyak berbeda dengan buku kecil keluaran FPPTI tersebut, hanya saja indikator yang diukurnya lebih banyak yaitu sebanyak 29 indikator. Sayang, versi 1998 ini belum sempat saya bedah sudah terbit versi 2008 yang mengukur kira-kira 45 indikator. Saya sedang menulis versi ini dan menjelang selesai, tiba-tiba terbit versi 2014 yang mengukur lebih banyak lagi indikator kinerja perpustakaan Versi 2014 ini mengukur sebanyak 52 indikator kinerja. Saya tidak sempat menyelesaikan buku pengukuran indikator kinerja berbasis ISO 11620 versi 2014. Tiba-tiba tahun lalu terbit versi 2023 yang segera diadopsi menjadi SNI. Saya agak terbirit-birit menyelesaikan buku ini karena takut muncul versi yang terbaru lagi. Saya mengubah strategi dalam menyelesaikan buku ini yaitu dengan tidak menjelaskan semua indikator kinerja yang berjumlah 62 indikator tersebut, namun saya memilihkan hanya 10 indikator yang paling mudah dan paling sering diukur. Dengan demikian buku ini dapat segera saya selesaikan. Jika saya memiliki waktu, sisa indikator yang belum dibahas tersebut, saya akan bahas di buku versi edisi berikutnya saja.

Menulis buku mengenai pengukuran indikator kinerja perpustakaan (library performance indicators) merupakan obsesi saya sejak lama, yaitu sejak akhir 1980an ketika saya mulai menerjemahkan dokumen pengukuran indikator kinerja yang saya bawa dari Amerika Serikat. Namun baru kali ini saya mampu menyelesaikan penulisan tersebut walaupun belum selengkap dokumen aslinya yaitu SNI ISO 11620: 2023. Jadi apabila Anda ingin mengetahui lebih lengkap mengenai indikator kinerja perpustakaan, Anda dapat membaca dokumen aslinya. Dokumen ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, tepatnya dokumen ini terbit dalam dua bahasa.



Lihat promo buku ini di Link berikut: Mengukur Kinerja Perpustakaan

Anda dapat memesan buku lengkapnya. Hubungi Abdul Rahman Saleh via WA atau Messenger.

Harga buku elektonik (e-book) atau digital: Rp 50.000,-

Harga buku cetak (printed on Demand): Rp 125.000,- (untuk pemesan buku cetak harap membayar terlebih dahulu, karena saya harus membayar langsung digital printing)

TEKNIK MELAKUKAN KAJIAN BIBLIOMETRIK UNTUK PEMETAAN RISET

 Salah satu kajian di bidang kepustakawanan yang cukup terkenal dan dikenal saat ini serta banyak dilakukan oleh baik pustakawan maupun oleh mahasiswa bidang perpustakaan, dan bahkan mahasiswa non perpustakaan adalah kajian bibliometrik. LISedunetwork (2018) mengutip definisi bibliometrik oleh The British Standards Institution adalah sebagai kajian penggunaan dokumen dan pola publikasi dengan menerapkan metode matematika dan statistika. Borchardt & Chin Roemer (2015) mendefinisikan bibliometrika sebagai berikut “as a set of quantitative methods used to measure, track, and analyze print-based scholarly literature” atau dalam bahasa Indonesia adalah seperangkat metode kuantitatif yang digunakan untuk mengukur, melacak, dan menganalisis literatur ilmiah berbasis cetak. Definisi lain disampaikan oleh Maryono & Junandi, S (2012) seperti berikut: bibliometrika adalah suatu bidang ilmu yang menggunakan teknik matematika dan statistika dari penghitungan sederhana sampai kalkulus, untuk mempelajari publikasi dan pola komunikasi dalam distribusi informasi. Beberapa pakar mengajukan definisi seperti berikut:“the quantitative study of literature and a measurable method used to identify the developmental trends within a certain field to obtain quantifiable, reproducible, and objective data(Guo et al., 2020; Rahayu & Sungkawa, 2021). Selanjutnya Reitz (2004) mendefinisikan bibliometrik tersebut seperti “the use of mathematical and statistical method to study and identify pattern and the usage of materials and services within a library or to analyze the historical development and a specific body of literature, especially its authorship, publication and use”. Bibliometrik merupakan pemanfaatan matematika dan statistika dalam mempelajari dan melihat pola dan penggunaan bahan perpustakaan dan layanan perpustakaan atau untuk melakukan analisis perkembangan sejarah dan kumpulan literatur, terutama kepengarangan, terbitan, serta pemanfaatannya. Bibliometrik banyak digunakan untuk melakukan evaluasi kegiatan penelitian (Andres, 2009; Gingras, 2016; Rehn et al., 2014). Bibliometrik adalah analisis kuantitatif publikasi yaitu dengan mengekstrak data dari publikasi dan menganalisis data tersebut untuk menjawab pertanyaan tentang penelitian yang diwakili oleh publikasi tersebut (Belter, 2015). Hal ini karena diasumsikan bahwa setiap hasil penelitian biasanya dituliskan dalam bentuk karya tulis ilmiah dan dipublikasikan di jurnal ilmiah yang beredar secara internasional sehingga setiap ilmuwan bisa mengakses dan membacanya (Rehn et al., 2014). Jadi evaluasi tersebut berfokus kepada publikasi sebagaimana penjelasan Ball: “Bibliometrics, on the other hand, focuses exclusively on measuring publication. Thus far, however, the term publication has been relatively ambiguous: It includes book chapters, journal articles and papers in conference volumes(Ball, 2017).

Tujuan bibliometrik adalah untuk menjelaskan proses komunikasi dalam bentuk tertulis yang terpublikasi (terbitan) dengan sifat dan arah pengembangan perangkat deskriptif penghitungan serta analisis berbagai faset komunikasi (Basuki, 2016; Prasetyo, 2021).  Dua tujuan utama analisis bibliografi adalah untuk menggambarkan (1) kinerja penelitian yaitu untuk menilai kinerja penelitian serta publikasi individu dan atau institusi dan (2) pemetaan science (science mapping) untuk mengungkapkan struktur dan motivasi dari suatu topik penelitian. Masing-masing memiliki teknik tersendiri, misalnya untuk mengukur performa pencarian kita menggunakan metrik tertentu (perhitungan kuantitatif) seperti sitasi total (total citations), rata-rata sitasi (average citations), kolaborasi (collaboration metrics), dll. Untuk analisis pemetaan ilmiah, salah satunya adalah kita dapat menggunakan analisis sinonim untuk menemukan hubungan yang ada antara satu topik dengan topik lainnya dalam suatu bidang tertentu.  Dengan bibliometrik kita dapat memetakan dan mengevaluasi literatur untuk mengetahui potensi kesenjangan penelitian dan mengetahui batasan pengetahuan, biasanya dilaksanakan melalui siklus berulang untuk menentukan kata pencarian yang sesuai, mencari literatur, kemudian menyelesaikan analisisnya.

 


Anda dapat membaca contoh buku ini di di Link berikut: Buku bibliometrika

Anda juga dapat memesan teks lengkap versi elektronik (e-book) dengan harga: Rp.100.000,-

Sedangkan untuk versi cetak (print on demand) dengan harga: Rp. 200.000,-

Pemesanan dapat menghubungi Abdul Rahman Saleh via WA atau Messenger