Rabu, 23 Desember 2015

Implementasi Teknologi Informasi dalam Peningkatan Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Pada dasarnya tidak ada satupun perpustakaan, betapapun besarnya perpustakaan tersebut, yang mampu mengumpulkan semua informasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia, bahkan untuk disiplin ilmu yang paling spesifik sekalipun. Menyadari hal tersebut maka setiap perpustakaan atau pusat-pusat informasi selalu berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perpustakaan atau pusat-pusat informasi lain yang ada. Secara historis kerjasama antar perpustakaan muncul tatkala sebuah perpustakaan meminjamkan koleksinya pada perpustakaan atau kepada pemakai perpustakaan lain (Sulistyo-Basuki, 1992). Karena itu sesungguhnya kerjasama antar perpustakaan itu sudah dilakukan sejak lama. Model kerjasama antar perpustakaan ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Posisi Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi terhadap Ikatan Pustakawan Indonesia

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Secara umum kondisi dan perkembangan perpustakaan di Indonesia belum menggembirakan, termasuk di perguruan tinggi dimana perpustakaan mestinya diposisikan sebagai jantung karena perpustakaan diharapkan dapat mengalirkan ilmu kepada mahasiswa yang menjadi peserta didik di perguruan tinggi tersebut. Sayangnya jantung perguruan tinggi ini saat ini sebagian besar dalam keadaan tidak normal. Dengan demikian maka aliran ilmu pengetahuan yang seharusnya terjadi dari perpustakaan kepada mahasiswa melalui dosen menjadi tidak normal pula. Dosen mencari sumber ilmu pengetahuan sendiri seperti membeli kebutuhan pustaka yang seharusnya disediakan oleh perpustakaan atau mencarinya dari kolega atau perpustakaan lain di luar perguruan tingginya (umumnya ke luar negeri). Padahal, seharusnya perpustakaan menjadi pusat kegiatan bagi mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar. Hal ini karena perpustakaan perguruan tinggi menghadapi permasalahan-permasalahan yang cukup mendasar.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Catatan dari Kongres X Ikatan Pustakawan Indonesia 14 – 16 November 2006 di Denpasar, Bali

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.


Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Kondisi Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Kondisi Perbukuan Indonesia Pasca Krisis Moneter 1998

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa?

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Pembinaan Minat dan Budaya Membaca di Provinsi Riau

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Peningkatan Budaya Gemar Membaca

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Budaya baca merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warganegara apabila kita ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Jadi membaca merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kreativitas dan dalam mengembangkan IPTEK diperlukan kreativitas yang tinggi. Bila kita tidak ingin menjadi konsumen IPTEK yang dikembangkan oleh negara-negara maju, maka kita harus melakukan usaha-usaha untuk mendorong masyarakat menjadikan membaca sebagai kebutuhan sehari-hari.

Rabu, 16 Desember 2015

Mendorong Penerbitan Jurnal Bidang Perpustakaan di Indonesia

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Memenuhi permintaan redaktur untuk menulis artikel berkaitan dengan topik mendorong penerbitan jurnal bidang perpustakaan dan informasi di Indonesia, maka yang saya ingat pertama kali adalah pengalaman saya mengelola jurnal selama beberapa tahun. Masalah utama yang saya hadapi adalah tidak adanya atau kurangnya artikel yang masuk dari para pustakawan sebagai penulis yang dikirim ke meja redaksi. Bertahun-tahun masalah ini selalu berulang. Akar permasalahan sesungguhnya adalah tidak adanya atau kurangnya pustakawan yang mampu dan mau menulis. Mengenai minat menulis ini saya kira pustakawan memiliki minat yang cukup besar untuk menulis. Saya teringat ketika tahun pertama menjadi kepala perpustakaan.
Untuk membaca teks lengkapnya Klik disini....

Fungsi Perpustakaan Kampus dalam Pembinaan Budaya Baca-Tulis

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Jika ilmu diumpakan sebagai darah dalam tubuh kita dan tubuh kita merupakan sistem perguruan tinggi, maka perpustakaan bagi perguruan tinggi tersebut adalah jantung yang mengalirkan ilmu kepada anak didik melalui dosen sebagai pembuluh darahnya. Oleh karena itu bila kita menginginkan perguruan tinggi itu sehat maka jantungnyapun harus dalam keadaan sehat.
Untuk membaca teks lengkapnya Klik disini....

Pustakawan sebagai suatu profesi dan kondisinya di masa datang


Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Pustakawan diakui sebagai suatu jabatan profesi dan sejajar dengan profesi-profesi lain seperti profesi peneliti, guru, dosen, hakim, dokter dan lain-lain. Profesi secara umum diartikan sebagai pekerjaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991) ada beberapa ciri dari suatu profesi seperti (1) adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang jelas, (3) adanya kode etik profesi, (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat kemandirian. Karena pustakawan merupakan suatu profesi, maka untuk menjadi pustakawan seseorang harus tunduk kepada ciri-ciri profesi tersebut. 

Kondisi UPT Perpustakaan IPB saat ini dan Harapannya di Masa Datang

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Sabtu, 05 Desember 2015

Kebutuhan SDM Perpustakaan IPB Pacsa 2010

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Sejak tahun 2007 peran perpustakaan mulai diperhitungkan yaitu dengan diterbitkannya Undang- undang nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Sebegitu pentingnya hingga Dewan Perwakilan Rakyat berinisiatif untuk mengusulkan agar penyelenggaraan perpustakaan diatur dengan undang- undang. Di Perguruan tinggi sendiri sebenarnya sejak lama perpustakaan dianggap sebagai jantung dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan di perguruan tinggi mempunyai fungsi sangat strategis dalam menunjang terlaksananya tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Fungsi utama dari perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan fasilitas untuk studi dan penelitian bagi sivitas akademika perguruan tinggi induknya. Namun demikian, suatu kenyataan bahwa pada umumnya pemanfaatan perpustakaan masih sangat rendah. Rendahnya pemanfaatan perpustakaan ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain jumlah dan kualitas SDM di perpustakaan.
Untuk membaca teks lengkapnya Klik disini....

Perbaikan Manajemen Perpustakaan Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan bagi Komponen Akademik

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai tujuan menghasilkan karya-karya ilmiah dan tenaga ahli pada bidangnya untuk mengisi jaringan teknostruktur di masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan. Perpustakaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unit kerja lainnya, tetapi dengan peran yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi dalam melaksanakan program tri dharma perguruan tinggi.

Manfaat standar kompetensi dan etika profesi dalam peningkatan profesionalisme pustakawan

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Pustakawan diakui sebagai suatu jabatan profesi dan sejajar dengan profesi-profesi lain seperti profesi peneliti, guru, dosen, dokter dan lain-lain. Profesi secara umum diartikan sebagai pekerjaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991) ada beberapa ciri dari suatu profesi seperti (1) adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang jelas, (3) adanya kode etik profesi, (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat kemandirian. Karena pustakawan merupakan suatu profesi, maka untuk menjadi pustakawan seseorang harus tunduk kepada ciri-ciri profesi tersebut.

Manajemen Pelayanan Perpustakaan

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Manajemen Basisdata Penelitian

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Layanan Perpustakaan Memasuki Era Teknologi Informasi

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Saat ini kita sering mendengar istilah library without wall (perpustakaan tanpa dinding), virtual library (perpustakaan maya), digital library (perpustakaan digital), virtual catalog (katalog maya) baik dalam pembicaraan sehari-hari maupun dalam literatur. Istilah-istilah itu sebelumnya hanya merupakan istilah asing dan mungkin tidak mempnyai efek apa- apa bagi pustakawan Indonesia. Namun istilah tersebut saat ini sudah mulai akrab dengan sebagian pustakawan kita. Hal ini disebabkan karena beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) atau yang dikenal dengan ICT (Information and Communication Technology) dan lebih spesifik lagi jaringan internet makin merambah seluruh aspek kegiatan, termasuk bidang perpustakaan.

Konsep dan Mekanisme Pengembangan Perpustakaan Digital di Perpustakaan Umum

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Saat ini kita sering mendengar istilah library without wall (perpustakaan tanpa dinding), virtual library (perpustakaan maya), digital library (perpustakaan digital), virtual catalog (katalog maya) baik dalam pembicaraan sehari-hari maupun dalam literatur. Istilah-istilah itu sebelumnya hanya merupakan istilah asing dan mungkin tidak mempunyai efek apa-apa bagi pustakawan Indonesia.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....