Minggu, 29 November 2015

Pustakawan sebagai suatu profesi dan kondisinya di masa datang

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Pustakawan diakui sebagai suatu jabatan profesi dan sejajar dengan profesi-profesi lain seperti profesi peneliti, guru, dosen, hakim, dokter dan lain-lain. Profesi secara umum diartikan sebagai pekerjaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991) ada beberapa ciri dari suatu profesi seperti (1) adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang jelas, (3) adanya kode etik profesi, (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat kemandirian. Karena pustakawan merupakan suatu profesi, maka untuk menjadi pustakawan seseorang harus tunduk kepada ciri-ciri profesi tersebut.

Internet untuk Pertanian

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Sarana produksi pertanian yang kita kenal selama ini adalah lahan, modal, tenaga kerja dan teknologi. Satu sarana produksi yang sering dilupakan adalah informasi. Informasi sangat menentukan keberhasilan usaha petani misalnya apakah usahanya akan berhasil atau tidak, menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Informasi berapa kebutuhan dan ketersediaan pasar terhadap komoditas tertentu akan menentukan berapa jumlah komoditas tersebut harus diperoduksi oleh petani agar usaha tersebut dapat menguntungkan.

Sabtu, 28 November 2015

Income Generating Activities di Perpustakaan Perguruan Tinggi

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip. Lib., M.Sc.

Perpustakaan pada umumnya belum mendapatkan perhatian penuh dari pimpinan baik di perpustakaan umum, khusus, sekolah maupun perpustakaan perguruan tinggi, khususnya yang menyangkut alokasi anggaran. Jika institusi induknya harus memotong anggaran, tidak jarang alokasi untuk perpustakaan yang dipotong duluan. Karena itu perpustakaan perlu memikirkan kegiatan-kegiatan yang bisa menghasilkan pemasukan dana ke perpustakaan atau income generating activities Sebagian pustakawan menganggap kegiatan seperti ini tidak boleh dilakukan di perpustakaan, karena semua perpustakaan berbasis non-profit activities. Namun sebagian lagi berpendapat bahwa ada sebagian kegiatan perpustakaan yang bersifat spesifik yang boleh “dijual” ke pemakai perpustakaan.

Implementasi Teknologi Informasi dalam Peningkatan Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Pada dasarnya tidak ada satupun perpustakaan, betapapun besarnya perpustakaan tersebut, yang mampu mengumpulkan semua informasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia, bahkan untuk disiplin ilmu yang paling spesifik sekalipun. Menyadari hal tersebut maka setiap perpustakaan atau pusat-pusat informasi selalu berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perpustakaan atau pusat-pusat informasi lain yang ada. Secara historis kerjasama antar perpustakaan muncul tatkala sebuah perpustakaan meminjamkan koleksinya pada perpustakaan atau kepada pemakai perpustakaan lain (Sulistyo-Basuki, 1992). Karena itu sesungguhnya kerjasama antar perpustakaan itu sudah dilakukan sejak lama. Model kerjasama antar perpustakaan ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.

CD-ROM: Kelebihan dan Kelemahannya

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Pembuatan Dokumen Digital

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Untuk mendapatkan dokumen digital atau dokumen elektronik kita bisa melalui berbagai cara. Bisa mengetik sendiri dokumen tersebut ke komputer, atau kita juga bisa mendapatkan dokumen tersebut dari orang lain (penulis) dalam bentuk soft copy atau file komputer. Bagaimana jika dokumen yang kita miliki atau yang kita terima masih dalam bentuk cetakan di atas kertas? Gampang. Kita bisa men”scan” dokumen tersebut sehingga dokumen yang tadinya dalam bentuk tercetak dapat dibuat turunannya dalam bentuk elektronik atau file komputer. Dengan demikian kita sudah punya dokumen digital atau dokumen elektronik.

Peranan Teknologi Informasi dalam Meningkatkan Kegemaran Membaca dan Menulis Masyarakat

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Misi utama perpustakaan adalah menyediakan layanan pendayagunaan koleksi bagi pengguna. Terlaksananya misi itu sangat tergantung pada kondisi minat dan kege-maran membaca di kalangan masyarakat. Namun, minat dan kegemaran membaca dapat berkembang hanya apabila ada fasilitas berupa tersedianya bahan bacaan yang cukup dan menarik. Hadirnya perpustakaan ditengah anak didik dan lingkungan kehidupan masyarakat sebenarnya menuntun warga negara untuk memulai membangun kemampuan membaca  dan selanjutnya membina kegemaran atau kebiasaan membaca dalam rangka menciptakan masyarakat membaca serta masyarakat belajar  (learning society). Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dalam era globalisasi sangat erat kaitannya dengan upaya menumbuhkan kegemaran membaca yang diharapkan dapat mewujudkan suatu masyarakat yang gemar belajar learning society. Apabila kegemaran membaca masyarakat telah tumbuh dan terbentuk, maka kebutuhan akan buku menjadi meningkat pula, dan perpustakaan akan berfungsi sebagai wahana pencerdasan kehidupan bangsa.

Jumat, 27 November 2015

Peranan Standard Operating Procedures dalam rangka penataan manajemen dan produktivitas kerja di perpustakaan

Oleh:
Ir. Yuyu Yulia, M.Si.
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
Drs. Moh. Aries, M.Lib.


Standard Operating Procedures atau SOP merupakan istilah bahasa Inggris yang diterjemahkan menjadi Prosedur Operasional Standar, yaitu prosedur operasi yang baku atau juga dikenal dengan istilah PROTAP atau Prosedur Tetap. Istilah lain dalam bahasa
Inggris adalah Safe Operating Procedures SOP bukan standar tetapi prosedur kerja yang menentukan bagaimana melaksanakan fungsi, menggerakan orang dan mengukur efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan. Jadi SOP berisi proses pelaksanaan akrivitas, standar kegiatan dan tolok ukur untuk mengukur kegiatan dan hasilnya. Untuk itu SOP harus dilakukan secara benardan konsisten.

(Artikel Jurnal Pustakawan Indonesia, vol. 5 no. 2. Th. 2005. Hal. 43-52)

Pendayagunaan Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Terjadinya perubahan paradigma layanan berpustakaan dibahas pada tulisan ini. Beberapa alasan mengapa perpustakaan menerapkan teknologi informasi dikemukakan. Penerapan tersebut dilakukan terhadap layanan perpustakaan baik layanan teknis seperti seleksi bahan
pustaka melalui katalog penerbit versi elektronik, pengadaan bahan pustaka melalui elektronik, pengolahan bahan pustaka berbantuan komputer, penerbitan katalog dan bibliografi elektronik, maupun pelayanan pengguna seperti ”online catalogue”, layanan sirkulasi, layanan referensi, bahkan layanan teks lengkap versi digital. Selain itu layanan document delivery atau pengiriman dokume juga dilakukan secara online, sebab saat ini dokumen dalam bentuk digital semakin banyak tersedia.

Informasi: Tinjauan atas peran strategis dan dampaknya bagi masyarakat

Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Sekretaris Jenderal pada Pengurus Pusat Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI)

Informasi merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi kita. Bahkan beberapa tahun yang lalu ramai dibicarakan sebuah era atau abad yang dikaitkan dengan informasi. Namun apa sesungguhnya arti informasi itu sendiri? Secara sederhana informasi diartikan sebagai sekumpulan data yang telah mendapatkan perlakuan (baca: pengolahan) sehingga mempunyai arti. Namun definisi ini sangat sederhana untuk dapat menjelaskan mengapa sebuah abad sampai dinamakan abad informasi. Beberapa ahli mendefinisikan ulang informasi ini. Namun yang akan saya ambil definisi dari Shannon yang mengatakan bahwa "informasi adalah sesuatu yang membuat pengetahuan kita berubah, yang secara logis mensahkan perubahan, memperkuat atau menemukan hubungan yang ada pada pengetahuan yang kita miliki."
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Standar Kompetensi TI bagi Pustakawan

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Ketika seorang pilot, katakanlah pilot A, hendak menerbangkan pesawat Boing 747 yang sarat dengan penumpang, maka ia dipastikan sudah memiliki ijin untuk menerbangkan pesawat tersebut. Seorang pilot pesawat Fokker 100, katakan pilot B, tidak mungkin diijinkan untuk menerbangkan boing 747. Maka dikatakan bahwa pilot A tersebut sudah berkompeten (memiliki kompetensi) dalam hal menerbangkan pesawat Boing 747 sehingga ia dapat menerbangkan pesawatnya dan kemudian mendaratkan kembali dengan selamat. Standar kompetensi pada profesi pilot sangatlah penting dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, sebab profesi ini menyangkut keselamatan nyawa banyak manusia. Namun demikian, sekarang ini banyak organisasi, karena tuntutan mutu, juga mulai menerapkan standar kompetensi dalam menerima pegawai baru.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Mengapa Bangsa Indonesia Perlu UU Perpustakaan

Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
Pustakawan Madya pada Perpustakaan Institut Pertanian Bogor)

Tanggal 7 September yang lalu merupakan hari penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berkepentingan dengan perpustakaan karena tanggal tersebut diselenggarakan konsultasi publik atau uji publik bagi Rancangan Undang-undang tentang Perpustakaan oleh Komisi XI DPR RI serentak di tiga Ibu Kota Provinsi yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Makassar. Sedangkan di Samarinda telah dilakukan tanggal 4 September dan di Padang akan diselenggarakan tanggal 12 mendatang. Sayang sekali tidak banyak masyarakat yang hadir, apalagi media massa baik cetak maupun elektronik, dalam konsultasi publik tersebut. Barangkali ini cerminan bahwa masyarakat kita memang belum merasakan perlunya keberadaan fasilitas umum yang bernama perpustakaan tersebut. Bahkan ketika sebagian masyarakat mengetahui bahwa ada RUU tentang perpustakaan mereka heran dan bertanya-tanya apakah sedemikian pentingnya keberadaan perpustakaan di republik ini sampai-sampai diatur dengan peraturan setingkat Undang-undang.

Manfaat standar kompetensi dan etika profesi dalam peningkatan profesionalisme pustakawan

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc.

Pustakawan diakui sebagai suatu jabatan profesi dan sejajar dengan profesi-profesi lain seperti profesi peneliti, guru, dosen, dokter dan lain-lain. Profesi secara umum diartikan sebagai pekerjaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991) ada beberapa ciri dari suatu profesi seperti (1) adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang jelas, (3) adanya kode etik profesi, (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat kemandirian. Karena pustakawan merupakan suatu profesi, maka untuk menjadi pustakawan seseorang harus tunduk kepada ciri-ciri profesi
tersebut.

Data Entri pada Basisdata WINISIS Menggunakan ISISMarc

Oleh:
Abdul Rahman Saleh

Otomasi perpustakaan di Indonesia berkembang pesat khususnya di perpustakaan
perguruan tinggi serta jenis perpustakaan lain di kota-kota besar. Sejak awal
diperkenalkannya di Indonesia pada paruh kedua 1980an, otomasi perpustakaan menjadi
dambaan dan cita-cita para pustakawan dan pengelola perpustakaan. Sejak itu pula banyak
lembaga baik pemerintah, non pemerintah maupun perorangan yang mengembangkan
perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan. Kita mengenal Spectra yang dikembangkan
oleh UK Petra Surabaya, SIPISIS yang dikembangkan oleh Perpustakaan IPB, Adonis yang
dikembangkan oleh Perpustakaan Universitas Andalas, Lontar yang dikembangkan oleh
Universitas Indonesia dan masih banyak lagi.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Selasa, 24 November 2015

Diperlukan outlier di Perpustakaan

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
Pustakawan Utama pada Perpustakaan IPB

Outliers adalah sebuah kata yang cukup baru. Mungkin tidak banyak yang mengenal kata ini. Menurut Pak Asep Saefuddin, Pak Andi Hakim Nasoetion (mantan Rektor IPB dan seorang ahli statistika terapan) menerjemahkan outliers tersebut sebagai pencilan yaitu suatu pengamatan statistik yang nilainya berbeda sekali dari kelompoknya. Pak Asep memberikan ilustrasi seperti ini. Pada populasi ayam dengan bobot rata-rata 2 kg dan simpangan baku 0,2 kg, maka kita akan sulit menemukan ayam dengan bobot di atas 3 kg. Jika ada ayam yang berbobot di atas 3 kg, maka ayam tersebut disebut sebagai outliers karena dia mencil jauh di atas kawan-kawannya. Karena itu maka outliers tersebut diterjemahkan menjadi pencilan.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Catatan Rakerpus ke XIII Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Pekanbaru, Riau 31 Mei – 2 Juni 2005

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Pustakawan diakui sebagai suatu profesi dan sejajar dengan profesi-profesi lain seperti profesi peneliti, guru, dosen, dokter dan lain-lain. Profesi secara umum diartikan sebagai pekerjaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991) ada beberapa ciri dari suatu profesi seperti (1) adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian, (2) terdapat pola pendidikan yang jelas, (3) adanya kode etik profesi, (4) berorientasi pada jasa, (5) adanya tingkat kemandirian. Satu ciri dari sebuah profesi adalah adanya suatu organisasi profesi yang merupakan perwujudan dari kerjasama dan tekad seluruh warga profesi yang bersangkutan untuk bersatu dan berkembang bersama. Identifikasi ciri-ciri profesi ini telah sejak lama dilakukan sejalan dengan adanya tuntutan masyarakat untuk hanya menghargai lebih tinggi jenis-jenis pekerjaan yang termasuk dalam kategori profesi daripada jenis pekerjaan lainnya (Sungkana, 2002).
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Membangun Perpustakaan Berbasis Komputer Suatu Pengalaman Warung Informasi Teknologi (WARINTEK) UPT Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Oleh
Drs. Yoni Hermawan   dan Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.  


Tidak dapat disangkal lagi bahwa pada awal millenium ketiga peran teknologi informasi sangatlah besar dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia memerlukan bantuan teknologi informasi. Tidak terkecuali bidang perpustakaan. Berbicara teknologi informasi maka ada dua hal besar yang terlibat didalamnya yaitu komputer dan komunikasi. Di dunia perpustakaan di Indonesia penggunaan komputer ini sudah sangat meluas. Hal ini dapat diketahui dari hasil survey Tim Otomasi IPB yaitu 92,6 % perpustakaan di Indonesia sudah menggunakan komputer dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari, walaupun hanya terbatas untuk administrasi perkantoran saja. Perkembangan Teknologi Informasi ini lebih hebat lagi dalam mempengaruhi kehidupan manusia dengan perkembangan teknologi internet. Dalam teknologi internet ini aspek komputer dan komunikasi sekaligus menyatu. Menurut Campbell awal tahun 1996, 45% dari perpustakaan umum di Amerika Serikat memiliki akses ke Internet. Saat ini jumlah itu sudah melebihi dari 75%. Di negara lain, seperti Inggris, jumlah perpustakaan dengan akses Internet tidak sebanyak seperti di Amerika Serikat. Bagaimanapun, jelas sekali bahwa Internet dipandang sebagai peralatan perpustakaan yang berguna dan pemakainya di perpustakaan akan terus berkembang. 

Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Bagaimana Seharusnya PNRI Menjaring Data Perpustakaan

Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
Pustakawan Utama pada Perpustakaan IPB

Dalam menulis kita biasanya membutuhkan banyak data. Banyak orang kemudian mencari data tersebut di BPS. Beberapa data penting memang ada di BPS. Namun untuk data yang spesifik seperti jumlah pustakawan di Indonesia, jumlah berbagai jenis perpustakaan dan lain-lain sangat sulit diperoleh. Data seperti ini mestinya dapat diperoleh dari Perpustakaan Nasional RI. Namun seringkali beberapa data yang ada di PNRI sangat ketinggalan. Kurangnya data atau kurangnya keakuratan data tersebut menyebabkan kita sering tidak bisa melakukan analisis dengan baik. Saya menyadari bahwa membangun data yang lengkap, akurat, dan mutakhir memang tidak mudah. Selain itu pasti memerlukan dana yang besar. Apakah dengan disediakan dana yang besar data yang kita perlukan dapat kita bangun? Belum tentu. Banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap proses membangun data tersebut.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Warintek di Lingkungan Perpustakaan Perguruan Tinggi: suatu pengalaman


Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Menghadapi era perdagangan bebas maka informasi menjadi sangat penting dan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Saat ini kita sudah berada di tahun ketiga millenium ketiga. Masa dimana persaingan global semakin terbuka. Siap tidak siap rakyat Indonesia harus menghadapinya. Salah satu bekal dalam memasuki persaingan terbuka tersebut adalah penguasaan ilmu dan teknologi. Persaingan ini nantinya akan dimenangkan oleh masyarakat yang menguasai ilmu dan teknologi. 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia menurut Pandangan Ketuanya

(Wawancara Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. dengan Redaktur JPI)

Tulisan ini merupakan hasil wawancara redaktur Jurnal Pustakawan Indonesia yang sedianya akan diterbitkan pada volume III yang lalu. Namun karena satu dan lain hal, jurnal ini tidak sempat terbit. Rakerpus IPI meminta Ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia untuk menyampaikan pendapat mengenai forum perpustakaan dalam Wacana Forum. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan apa yang menjadi pendapat saya sejak awal berdirinya FPPTI ini, dan dokumen yang paling murni keluar dari pemikiran saya adalah hasil wawancara ini, karena dilakukan beberapa saat setelah saya terpilih menjadi Ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Berikut hasil wawancara tersebut.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Minggu, 22 November 2015

Membangun Jaringan Kerjasama dalam Rangka Pemberdayaan Perpustakaan Umum

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc.

Pada dasarnya tidak ada satupun perpustakaan, betapapun besarnya perpustakaan tersebut, yang mampu mengumpulkan semua informasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan para penulis di seluruh dunia, bahkan untuk disiplin ilmu yang paling spesifik sekalipun. Menyadari hal tersebut maka setiap perpustakaan atau pusat-pusat informasi selalu berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perpustakaan atau pusat-pusat informasi lain yang ada. Pengertian kerjasama antar perpustakaan adalah kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Perubahan kebijakan Peminjaman koleksi dan dampaknya terhadap kinerja Perpustakaan: kasus Perpustakaan IPB

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc.
Ir. Subagyo, S.Sos., M.Si.

Kinerja perpustakaan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh perpus- takaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang dibe- rikan kepadanya. Kinierja ini pada akhirnya membentuk suatu citra bagi perpustakaan. Kinerja dipe- ngaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh pimpinan perpustakaan. Kebijakan yang baik tentu akan meng- hasilkan kinerja yang baik pula. Kajian ini mempelajari pengaruh kebijakan peminjaman terhadap kinerja perpustakaan di Perpustakaan IPB. Perubahan kebijakan “short loan collection” dengan lama pinjam dari satu malam menjadi tiga hari telah dilakukan oleh Perpustakaan IPB pada bulan Maret tahun 2009. Dampak perubahan kebijakan ini diduga berpengaruh terhadap kinerja peminjaman. Dalam kajian ini kinerja pemin- jaman dihitung menggunakan ukuran indikator kinerja menurut ISO 11620 yaitu sirkulasi perkapita dan turnover rate. Karena perubahan pola peminjaman ini berhubungan dengan pola pengembalian dan pola perpanjangan pinjaman,maka perubahan kebijakan ini diduga juga berdampak kepada kinerja kunjungan, dalam hal ini kunjungan perkapita. 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Peran Pustakawan dalam Diseminasi Informasi kepada Peneliti via Jurnal Elektronik Lokal: Kasus Perpustakaan IPB

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc.

Perpustakaan merupakan unit yang bertugas untuk menghimpun, mengolah dan menyebarluaskan informasi dan atau literatur kepada masyarakat di lingkungannya. Menurut definisi ini jelas bahwa semua yang berkaitan dengan pen- gelolaan informasi yang dapat berupa karya tulis, karya cetak dan karya rekam dimandatkan kepada perpustakaan. Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita. Sedangkan peneliti adalah orang yang melakukan penelitian. Proses penelitian disatu pihak memerlukan sumber-sumber informasi untuk dijadikan referensi, namun di lain pihak juga menghasilkan laporan yang akan menjadi sumber informasi bagi pene- litian lain. Informasi berupa hasil penelitian tentunya sudah sangat banyak, baik yang dipublikasi pada jurnal-jurnal ilmiah maupun yang tidak dipublikasi dan hanya ditulis dalam bentuk laporan. Tanpa pengelolaan yang sistematis maka dikhawatirkan terjadi hal-hal: (1) banyak informasi penting pada jurnal ilmiah yang tidak diketahui keberadaannya; (2) akses yang terbatas terhadap informasi jurnal ilmiah; (3) terjadinya duplikasi kegiatan; dan (4) perkembangan iptek tidak dapat diketahui. Yang menjadi masalah adalah cara mendapatkan artikel jurnal ilmiah tersebut tidak selalu mudah. Jurnal yang diterbitkan biasanya dalam jumlah yang cukup terbatas dengan penyebaran yang terbatas pula. Banyak perpustakaan yang tidak dapat memiliki jurnal tersebut karena beberapa hal seperti anggaran yang terbatas, alamat penerbit yang sulit dicari, serta oplag terbitan yang terbatas. Untuk menjamin ketersediaan dan kemudahan akses terhadap artikel pada jurnal ilmiah tersebut oleh peneliti, maka perlu dipikirkan bentuk serta sarana penyediaan artikel jurnal tersebut. Salah satu bentuk yang saat ini sedang menjadi kecenderungan adalah bentuk elektronik dan disediakan secara virtual melalui internet.
Untuk Membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Data Entri pada Basisdata WINISIS Menggunakan ISISMarc


Oleh:
Abdul Rahman Saleh

Otomasi perpustakaan di Indonesia berkembang pesat khususnya di perpustakaan perguruan tinggi serta jenis perpustakaan lain di kota-kota besar. Sejak awal diperkenalkannya di Indonesia pada paruh kedua 1980an, otomasi perpustakaan menjadi dambaan dan cita-cita para pustakawan dan pengelola perpustakaan. Sejak itu pula banyak lembaga baik pemerintah, non pemerintah maupun perorangan yang mengembangkan perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan. Kita mengenal Spectra yang dikembangkan oleh UK Petra Surabaya, SIPISIS yang dikembangkan oleh Perpustakaan IPB, Adonis yang dikembangkan oleh Perpustakaan Universitas Andalas, Lontar yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia dan masih banyak lagi. 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Sabtu, 21 November 2015

Kajian Analisis Kepuasan Pelanggan pada Layanan Perpustakaan BSN


Oleh:
Abdul Rahman Saleh1; Erni Sumarni2; dan Sri Rahayu Safitri3
1Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi, BSN dan Pustakawan Utama IPB 2Kepala Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan, BSN dan Pustakawan Madya Perpustakaan BSN 3Pustakawan Pertama pada Perpustakaan BSN


Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional adalah perpustakaan yang mengkhususkan diri dalam melayani pemustaka yang membutuhkan informasi standardisasi. Dalam melayani pemustakanya Perpustakaan BSN tentu dapat memuaskan atau tidak memuaskan pemustakanya. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pemustakanya maka dilakukan kajian ini. Kajian ini menggunakan metode servqual. Indeks harapan pemustaka terhadap layanan perpustakaan BSN adalah sebesar 4,38 pada skala 1-5 atau 87,61 pada skala 1-100 yang berarti sangat baik. Sedangkan Indeks Persepsi (kepuasan) terhadap layanan perpustakaan BSN adalah sebesar 3,93 pada skala 1-5 atau 78,41 pada skala 1-100 yang berarti baik. Ada nilai kesenjangan sebesar 0,45 pada skala 1-5 atau 9,20pada skala 1-100. Kesimpulannya Perpustakaan BSN harus meningkatkan kinerjanya agar mencapai skor sangat baik. 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini....

Identifikasi Literasi Informasi dalam Rangka Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar


Ronald Marseno1, Wisnu Ananta Kusuma2, Abdul Rahman Saleh3
1Mahasiswa Pasca Sarjana IPB Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan 
2Ketua Komisi Pembimbing, Dosen pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB 
3Anggota Komisi Pembimbing, Dosen pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB

Information literacy is defined more than just using technology to obtain information such as the use of internet and e-book, or library user education that have become one of public service in a library. Information literacy skills need to be supported by another skill, one of which is digital literacy skill. This study aimed to identify information literacy skills using information technology and digital literacy skills referring to standard conditions and objectives that have been implemented in learning activities. Descriptive approach which refers to the TRAILS (Tool for Real-time Assessment of Literacy Skills) and SPCLC digital literacy standards used as a method in this study. We investigated the digital literacy skills and the information literacy skills of students from two elementary school in Jakarta. The result showed that the digital literacy skills of the students did not affect to their information literacy skills. Therefor, we recommend to conduct curriculum development which integrate information literacy subject in activities of learning by using computer and internet. 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Prospek CDS/ISIS di Internet

Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Akhir-akhir ini kata internet menjadi sebuah kata kunci penting di bidang teknologi informasi. Internet sendiri berasal dari kata inter (antar) dan network (jaringan). Internet tersebut pada awalnya dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang dikenal sebagai ARPA-NET (Advanced Research Project Agency Network) pada tahun 1969 tersebut mulai marak di Indonesia pada dekade 1990an. Dimulai dari instansi pemerintah dan perguruan tinggi seperti Ipteknet BPPT, Paguyuban Network ITB, UI, dan lain-lain yang kemudian diikuti oleh provider swasta seperti Indointernet, RADnet, Satellindo Mitralintas, Wasantara-net, dan lain-lain.
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Cara Menitipkan Halaman Web (Web Page) ke Geocities


Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Memiliki halaman Web biasanya sangat menyenangkan bagi kita, karena kita bisa berbagi informasi dengan rekan-rekan dan kolega kita. Tentu saja halaman web kita harus di"publish" ke internet supaya informasi tersebut bisa dibaca oleh rekan- rekan dan kolega kita melalui jaringan internet. Banyak cara dalam menyimpan halaman web yang telah kita buat. Kita bisa menyimpan halaman web kita di server kita sendiri, atau menitipkannya ke server orang lain. Dalam menitip tersebut ada yang dikenai bayaran, tapi ada juga yang gratis. Salah satu yang gratis adalah yang ada di geocities (www.geocities.com)
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.....

Menampilkan Katalog Perpustakaan di Internet dengan Cara Murah

Oleh Abdul Rahman Saleh


Memiliki katalog yang dapat diakses melalui internet merupakan cita-cita hampir semua perpustakaan. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut bagi perpustakaan yang memiliki sumberdaya, terutama dana, bukanlah sesuatu yang muskil. Perpustakaan tersebut bisa menyewa programmer untuk membuatkan program sehingga katalognya dapat ditam-pilkan di internet. Perpustakaan tersebut juga bisa membeli peralatan yang diperlukan untuk itu, kemudian juga bisa menyewa ISP (Internet Service Provider) untuk menempatkan servernya. Namun tidak demikian bagi sebagian besar perpustakaan yang tidak punya SDM yang menguasai ICT (Information and Communication Technology). 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini......

Kajian Sebaran Topik Penelitian Bidang Peternakan yang Dimuat di Jurnal Ilmiah "Media Peternakan"


Abdul Rahman Saleh
Pustakawan Utama pada Perpustakaan IPB, email : rahman@ipb.ac.id

Produk peternakan merupakan produk yang menjadi sumber protein hewani bagi manusia. Kemajuan bidang peternakan ini dicapai karena penelitian-penelitian yang dilakukan pada bidang ini oleh para peneliti dan dosen. Jurnal Media Peternakan (MPE) menjadi salah satu media yang memuat hasil-hasil penelitian bidang peternakan ini. Untuk mengetahui sebaran bidang yang diteliti oleh para peneliti dan dosen, dilakukan kajian terhadap artikel yang dimuat di dalam MPE selama sepuluh tahun terakhir (2001-2010). Pengelompokan bidang menggunakan skema Universal Decimal Classification. Dari hasil kajian diketahui bahwa bidang yang paling banyak diteliti adalah bidang pakan ternak dengan jumlah artikel sebanyak 104 artikel (42,98 %). Sedangkan yang terbanyak kedua dan ketiga adalah bidang sosial ekonomi peternakan dan pemuliaan ternak masing- masing dengan jumlah artikel sebanyak 37 artikel (15,29 %) dan 22 artikel (9,09 %). Bidang ilmu yang tidak diteliti adalah ternak kerja, ternak kuda, burung selain unggas, anjing dan kucing. 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini.......

Hubungan Kerja antara Dosen dan Pustakawan dalam Pendidikan Tinggi


Abdul Rahman Saleh
Pustakawan Utama, Perpustakaan IPB Email : rahman@ipb.ac.id

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Di masa depan penyelenggaraan pendidikan cenderung ke arah metode Student-Centered Learning dibanding dengan penyelenggaraan pendidikan saat ini yang lebih banyak menggunakan Teacher-Centered Learning. Pada pendidikan berbasis Student-Centered Learning peran guru/dosen menjadi tidak sentral, namun lebih sebagai fasilitator. Sumber pengetahuan lebih banyak berada di luar guru/dosen antara lain di perpustakaan. Dengan pendidikan berbasis Student-Centered Learning ini, maka pustakawan akan berperan sebagai fasilitator ataupun navigator bagi mahasiswa yang akan mengakses pengetahuan dari perpustakaan. Oleh karena itu tantangan besar bagi pustakawan untuk menjalankan peran fasilitator atau navigator informasi bagi pendidikan masa depan. 
Untuk membaca teks lengkapnya silahkan Klik disini......

Pendayagunaan Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi


Oleh:
Abdul Rahman Saleh
Pustakawan Madya pada Perpustakaan IPB serta Ketua Bidang Perpustakaan Perguruan Tinggi, Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia periode 2003 – 2006.

Terjadinya perubahan paradigma layanan berpustakaan dibahas pada tulisan ini. Beberapa alasan mengapa perpustakaan menerapkan teknologi informasi dikemukakan. Penerapan tersebut dilakukan terhadap layanan perpustakaan baik layanan teknis seperti seleksi bahan pustaka melalui katalog penerbit versi elektronik, pengadaan bahan pustaka melalui elektronik, pengolahan bahan pustaka berbantuan komputer, penerbitan katalog dan bibliografi elektronik, maupun pelayanan pengguna seperti ”online catalogue”, layanan sirkulasi, layanan referensi, bahkan layanan teks lengkap versi digital. Selain itu layanan document delivery atau pengiriman dokume juga dilakukan secara online, sebab saat ini dokumen dalam bentuk digital semakin banyak tersedia. 
Untuk membaca artikel lengkapnya Klik disini

Minggu, 15 November 2015

Strategi Penerapan Teknologi Informasi (Digital Library) di Perpustakaan dan Pusat Informasi

Oleh:
Abdul Rahman Saleh
rahman@ipb.ac.id

Informasi merupakan sumberdaya yang strategis sepanjang hidup kita. Sebagai negara yang sedang membangun maka informasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Informasi juga sangat diperlukan didalam pendidikan dan penelitian guna pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di perguruan tinggi perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan informasi dari sejak menghimpun, mengolah sampai mendessiminasikan informasi kepada para penggunanya baik sivitas akademika maupun bukan sivitas akademikanya. Untuk membaca teks lengkapnya klik disini.....

Standar

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
Pustakawan Utama IPB

Hari Kamis yang lalu (18/10/2012)  saya bersama dua orang staf dari Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi, Badan Standardisasi Nasional (BSN) datang ke Perpustakaan Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang. Kedatangan rombongan saya tersebut dalam rangka mengembangkan jejaring informasi standardisasi (Instanet). Sebetulnya program ini sudah bergulir selama tiga tahun dan sudah mendatangi 8 kota. Dari program ini telah diperoleh sebanyak lebih dari 80 instansi, sebagian besar perpustakaan, yang menjadi anggota jejaring Instanet. Sebenarnya tugas saya hanya ke UNDIP dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan terkait dengan jejaring instanet tersebut. Untuk membaca teks lengkapnya klik disini.....

Program Otomasi Untuk Meningkatkan Kinerja Perpustakaan

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.[2]

Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai tujuan menghasilkan karya-karya ilmiah dan tenaga ahli pada bidangnya untuk mengisi jaringan teknostruktur di masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan. Perpustakaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unit kerja lainnya, tetapi dengan peran yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi dalam melaksanakan program tri dharma perguruan tinggi. Untuk membaca teks lengkapnya klik disini.....

Profesionalisme dan Sumberdaya Manusia di Perpustakaan

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
 rahman@ipb.ac.id

Pendahuluan

Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur yang penting dalam organisasi. Seperti kita ketahui unsur-unsur organisasi yang dikenal dengan 6M tersebut adalah Sumberdaya Manusia (Man), Peralatan (Machine), bahan-bahan (Materials), biaya (Money), metode (Method), dan pasar (Market). Banyak teori manajemen yang mengatakan bahwa SDM merupakan unsur yang paling penting. Hal ini karena SDM sangat menentukan arah dan kemajuan organisasi. Salah satu jenis SDM yang ada di Perpustakaan adalah Pustakawan selain tenaga-tenaga lain tentunya. Untuk membaca teks lengkapnya klik disini.....

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa?

Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.
Pustakawan Utama di Perpustakaan IPB

“Perpustakaan adalah jantung universitas. Karena itu perpustakaan di perguruan tinggi mempunyai kedudukan yang sangat penting”.  Pernyataan ini sering disampaikan oleh pejabat tinggi di lingkungan pendidikan baik di lingkungan universitas ataupun di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam kehidupan sehari-hari siapa yang tak butuh informasi? Semua butuh informasi. Lihat di sekeliling kita. Informasi berseliweran, lewat televisi, radio, koran dan media massa lainnya. Untuk membaca teks lengkapnya klik disini.....

Peran ibu dalam menanamkan budaya baca di lingkungan rumah tangga

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.

Ketika saya kecil (paruh kedua tahun 1960an) Ibu selalu mendongeng untuk mengantarkan saya dan adik-adik tidur. Setiap hari dongengnya selalu berganti. Seakan-akan tak pernah habis. Mulai dari dongeng “kancil mencuri timun” dengan berbagai setting cerita, sampai pada “tikus desa berkunjung ke kota”. Ketika ibu kehabisan bahan untuk mendongeng, ibu akan membacakan cerita dari buku kumpulan dongeng anak-anak. Sesekali kami anak-anaknya bertanya bila ada kata-kata yang tidak kami mengerti. Dan Ibu dengan sabar menjelaskan kata-kata tersebut sampai kami mengerti. Begitulah kami belajar dan mengumpulkan kosa kata. Pada waktunya kosa kata tersebut akan keluar dalam bentuk komunikasi dengan teman-teman kami. Selain itu dongeng itu menjadikan hubungan batin kami anak-anaknya dengan Ibu sangat dekat. Untuk membaca teks lengkapnya silahkan klik disini.....